Custom Search

Rabu, 26 November 2008

SEJARAH GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA

1. PENDAHULUAN
Sejarah bagi manusia ( individu maupun kelompak) adalah sebuah rangkaian kejadian atau peristiwa yang dialami dalam kurun waktu tertentu. Rangkaian yang dimaksud menyangkut bagaimana individu atau kelompok dalam mempertahankan eksistensinya dan memberikan konstribusi bagi suatu peradaban pada jamannya. Dalam sejarah kita juga dituntut memahami kerangka berpikir dan bertindak yang diambil dalam menghadapi dinamika – dinamika yang terjadi.

GMKI sebagai organisasi yang lahir 53 tahun yang lalu telah menjalankan suatu rangkaian sejarah sendiri. Sebagai calon – calon anggota GMKI maka sejarah GMKI merupakan materi Wajib yang harus dipahami dan dikaji sebagai bekal untuk mengambil langkah dan tindakan ketika memasuki organisasi ini. Sejarah GMKI tidaklah hanya sebatas menghapal tanggal dan nama –nama tokoh ataupun tempat kejadian tetapi juga harus memahami mengapa kejadian ataupun tindakan tersebut terjadi.

Sampai saat ini tulisan baku tentang sejarah GMKI belum ada, yang ada hanyalah menuskrip sejarah GMKI yang ditulis oleh WB Sijabat, Tarianto, dan RZ Leiriza yang merupakan senior GMKI yang aktif pada zamannya. Ada juga tulisan yang lain yaitu beberapa tesis dan tugas akhir mahasiswa STT Jakarta tetapi jika dibandingkan dengan banyaknya kejadian dan panjangnya waktu maka bahan – bahan tersebut belumlah mencukupi.

2. PERIODISASI SEJARAH GMKI
Adapun periodisasi sejarah dalam kehadiran GMKI adalah :
1. CSV Op Java ( 1932 – 1942 )
2. PMKI ( 1945 – 1950 ) dan CSV Baru ( 1946 – 1950 )
3. GMKI ( 1950 sampai sekarang

1. CSV Op Java
Tokoh yang tidak dapat dilupakan perannya dalam kelahiran CSV OP java adalah aktivis WSCF Ir. C.L van Doorn. Beliau adalah seorang sarjana kehutanan yang aktif mempelajari ilmu – ilmu sosial dan ekonomi pertanian bahkan sampai ajalnya ia juga memperoleh gelar Dominee dalam bidang theologia. C.L Van Doorn tiba di Batavia tahun 1921, Ketika itu dia belum memahami karakter, budaya dan situasi bangsa Indonesia saat itu sehingga ia memutuskan belajar untuk memahaminya dengan bekerja dikantor Volksrediet Purworejo.

Munculnya mahasiswa di Indonesia seiring dengan berdirinya Perguruan Tinggi yang ada dipulau Jawa diantaranya adalah School Tot Opleiding Van Indische Artsen ( STOVIA ) di Batavia tahun 1910 – 1924, Sekolah Tinggi Teknik di Bandung tahun 1920, Sekolah Tinggi Hewan di Bogor tahun 1914 dan Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta tahun 1924. Pada tahun 1924 terbentuklah Batavia CSVdi Batavia yang merupakan CSV pertama yang ada, kemudian mahasiswa yang ada diSurabaya dalam kurun waktu 1935 – 1927 berkumpul dan membentuk Jong indie. Aktifitas – aktifitas yang dilakukan oleh kedua kelompok ini adalah Penelahan Alkitab dan Kelompok kecil dan diskusi seputar kehidupan sosial yang ada secara aktif dan intens.

Pada bulan Desember 1932 ketika orang Kristen sedang merayakan natal, kelompok – kelompok ini mengadakan konperensi di Kalirung dan hasilnya dibentuklah Christelijke Studente Vereening Op java ( CSV Op Java ) pada tanggal 28 Desembar 2932 dan saat itu dipilih Dr. J. Liemena sebagai ketua dan Ir. C.L Van Doorn sebagai sekretaris.

Peristiwa lain yang tidak kalah penting yang mempengaruhi CSV Op Java ialah kehadiran Dr. John R. Mott pada tahun 1926, beliau merupakan tokoh pendiri dari World Student Cristian Federation yang didirikan pada tahun 1885 di Swedia. Kehadirannya di Indonesia merupakan tonggak sejarah bagi kelahiran CSV Op Java dimana berkat bantuannya CSV Op Java diberi kepercayaan oleh WSCF untuk menjadi tuan rumah penyelenggraan Konprensi GMK – GMK se-Asia pada tahun 1933 di Citerup,Jawa. Pada saat konperensi ini CSV Op Java diterima menjadi Corrresponding Member dari WSCF, dimana keanggotaan WSCF ada 3 yaitu
¶ Pioneering Movement
¶ Corresponding Movement
¶ Affliated Movement (m Full Member )

Jumlah anggota pada era – 1930an sekitar 90 orang yang tersebar di kota – kota yang baru ada Perguruan Tingginya. Sekalipun kecil dan lemah namun CSV Op Java telah berhasil meletakkan dasar pembinaan kepada mahasiswa Kristen di Indonesia yang selanjutnya dilanjutkan oleh GMKI. Ada dua ospek yang merupakan benang biru yang dilahirkan oleh CSV Op Java yaitu kerjasama GMK -GMK se-Asia ( oekumenisme ) dan rasa semangat persatuan nasional ( nasionalisme )

Habis masa eksistensi CSV Op Java ketika jepang masuk ke Indonesia maka semua organisdasi – organisasi bentukan Belanda dibubarkan dan dilarang untuk beraktifitas maka tahun 1942 CSV Op Java praktis tidak ada lagi dan tidak beraktifitas lagi.

2. PMKI dan CSV baru ( Masa Revolusi Kemerdekaan RI 1945 )

Dalam suatu pertemuan pada tahun 1945 di STT Jakarta mahasiswa – mahasiswa Kristen saat itu membentuk organisasi mahasiswa Kristen yang dimaksud untuk menggantikan CSV Op Java yang bernama Perhimpuna Mahasiswa Kristen Indonesia ( PMKI ). Saat itu Dr. J. Leimana ditetapkan sebagai ketua dan Dr. O. E. Engelen sebagai sekretaris.

Kegiatan yang dilakukan PMKI tidak terlalu berbeda dengan yang dilakukan oleh CSV Op Java, penelahaan Alkitab dalam kelompok – kelompok kecil merupakan kegiatan utamanya disamping studi – studi tentang keadaan nasional dan ideology bangsa saat itu. Tidak lama setelah lahirnya PMKI, diawal tahun 1946 muncul suatu organisasi yang baru yang bernama CSV. CSV baru sebenarnya bukanlah tandingan dari PMKI hanya CSV ini lebih berorientasi kepada “ Pemerintahan pendudukan Belanda “ sehingga dalam gerakan dan aktifitasnya sering terjadi pertentangan – pertentangan. Ditengah pertentangan – pertentangan dan problemalatikanya masing – masing maka ada dua kesamaan diantara kedua organisasi ini, sama berusaha dan berjuang untuk :
¶ Perealisasi Iman dalam Yesus Kristus sebagai sebuah persekutuan
¶ Menjadi saksi Kristus dalam dunia mahasiswa

3. GMKI yang melanjutkan Misi dan Eksistensinya
Menurut Tarianto, BA pada masa keberadaan GMKI dibagi menjadi :
a. Masa Perkembangan ( 1950-1960 )
Dengan berakhirnya pertentangan antara Indonesia dan Belanda maka berakhir pula pertentangan antara PMKI dan CSV pada akhir tahun 1949.Puncak dari akhir pertentangan tersebut ialah pada saat pertemuan di Jl Teuku Umar 36 Jakarta ( rumah Dr J. Leimena ) tanggal 9 Februari 1950.Wakil-wakil dari kedua organisasi tersebut sepakat untuk meleburkan diri dan bergabung bersama dengan nama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ).Sebuah catatan sejarah yang sangat tinggi nilainya bagi gereja dan negara, saat proses proklamasi kehadiran GMKI dipilih Dr J. Leimena sebagai ketua sementara sampai diadakannya Kongres yang pertama dan pada kesempatan itu Leimena berpidatao yang diantaranya berbunyi :

“ Tindakan ini adalah tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen Khususnya. GMKI menjadi pelopor semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakkan di Indonesia. GMKI menjadilah pusat, sekolah latihan ( Leader School ) dari orang – orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu mengenai kepentingan dan kebaikan bangsa Indonesia. Persekutuan dalam Kritus tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam nusa dan bangsa Indonesia, sebagai bagian dalam iman dan roh, ia berdiri dalam dua Proklamasi : Proklamasi kemerdekaan dan Proklamasi Tuhan Yesus dengan injilnya, ialah injil kehidupan, kematian, dan kebangkitan.

Mulai dari sana GMKI melanjutkan perjuangan dan pengembangan organisasinya dengan melakukan kongres dan melakukan pengembangan cabang – cabang. Tahun 1953 GMKI Cabang Medan dibentuk bersama – sama dengan Cabang Bogor dan pada tahun ini pula GMKI melalui General Assembly WSCF di Nasrapur India GMKI resmi diterima sebagai affield Movement ( Full Member ) WSCF. Periode awal ini sampai 1960 disebut sebagai fase perkembangan organisasi dengan mengadakan pembentukan cabang – cabang baru.

b. Masa Konsolidasi ( 1960 – 1970 )
Pada era ini terjadi suatu pergolakan Nasinal yang Pokok persoalannya ialah persoalan Struktur negara dan kepemimpinan nasional. Sikap yang diambil oleh Pengurus Pusat GMKI terkesan lamban karena yang wacana yang ada pada Pengurus Pusat itu pergantian atau pergerseran Soekarno sebagai Presiden belum bisa dilakukan tanpa pergeseran Pancasila dan UUD 1945. Setelah terjadi kesepakatan untuk tidak terjadi pergeseran Pancasila dan UUD 1945 barulah GMKI menyetujui pembubaran PPMI dan menyetujui pembentukan KAMI. Melihat kelambanan Pengurus Pusat saaat banyak anggota GMKI yang melakukan Protes dengan melakukan aksi coret – coret menuntut percepatan sikap Pengurus Pusat GMKI saat itu. Kelambana Pengurus Pusat GMKI saat itu tidak sedikit banyak mempengaruhi cabang – cabangnya dalam mengambil langkah, namun untuk cabang Medan Aktifis GMKI Medan saat itu ikut berperan Aktif di KAMI bahkan menjadi Garda depan dari pergerakan mahasiswa saat itu.

Pada era ini GMKI dengan dinamika internalnya disibukkan untuk melakukan konsolidasi organisasi dimana terjadi pertentangan Pengurus Pusat GMKI dan cabang – cabang saat ini maka dari kongres ke kongres terjadi perubahan – perubahan dalam diri GMKI diantaranya Anggaran Dasar GMKI/Anggaran Rumah Tangga GMKI yang perubahan tata organisasi GMKI dari yang desentralisasi menjadi sentralisasi.


c. Masa Pengutusan
Setelah Soeharto menggantikan soekarno dengan pemerintahan Orde barunya, maka saat itu bulan madu antara militer dan mahasiswa yang sebelumnya terjadi berakhir. Hal ini tampak dengan pembubaran KAMI, organisasi mahasiswa Ekstra kampus HMI, GMKI, PMKRI, PMII, GMNI mengadakan pertemuan diCipayung pada tanggal 22 Januari 1972 dan penandatanganan kesepakatan yang dikenal dengan nama Kesepakatan Cipayung dan kelak kelompok ini disebut dengan Kelompok Cipayung dimana tema yang diambil pada petrtemuan kelompok ini adalah “ Indonesia yang dicitakan “. Kelompok Cipayung ini adalah kelompok yang sifat iniformal yang tidak mempunyai Struktur dan tata organisasi lainnya.

Pada tanggal 23 Juli 1973 kelompok cipayung memprakarsai pembentukan Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ) yang merupakan organisasi gabungan kepemudaan yang mempunyai tujuan untuk melibatkan pemuda berperan serta dalam pembangunan dan juga untuk menghindarkan pengkotak – kotakan semu antara pemuda. Akhir tahun 1970-an ketiak Daeod Joesoef mengeluarkan NKK/BKK yang melarang organisasi ekstra untuk melakuakan segala macam aktifitas didalam kampus dan juga pembubaran Dewan Mahasiswa, maka ini sangat mempengaruhi GMKI dalam melakukan pembinaan dan konsolidasi kepada anggotanya dimana sebelumnya pembinaan kepada anggota GMKI dilakukan langsung di dalam kampus. Sejak itu timbul ide dan Strtegi yang dipakai GMKI dengan membentuk KMK Atau PMK yang diharapkan ini mampu menjadi perpanjangan tangan GMKI dalam melakukan pembinaan anggota dalam kampus, namun seiring waktu berlalu, strtegi ini seolah - olah bukan lagi Strategi , mungkin ini disebabkan oleh perbedaan pemahaman Theologia.

Disaat era 90-an kekritisan organisasi ekstra mulai dipertanyakan secara lembaga, mungkin ini disebabkan oleh suatu sistem organisasi yang mapan atau birokarasi Organisasi yang sangat panjang dalam mengambil sikap. Kader – kader GMKI dan organisasi lainnya fungsinya langsung selaku kontrol sosial dan kekuasaan. Sampai jatuhnya soeharto peran organisasi ekstra khususnya GMKI tidak banyak secara lembaga tetapi kader – kader GMKI banyak dan cukup aktif sebagai penggerak dalam pergerakan mahasiswa saat itu.

Memasuki era pemerintahan Habibie, Abdulrahman Wahid dan Megawati yang kita sebut sebagai era reformasi, GMKI mencoba untuk eksis menjadi organisasi kader dan organisasi mahasiwa sebagai kontrol pemerintah dan sosial walaupun dalam aksinya kita analisa kembali sejauh mana peran dan kekritisan yang diambil oleh GMKI dalam melakukan perannya terasebut.

3. PENUTUP
Demikianlah sejarah singkat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesiaini disampaikan, ditengah-tengah keterbatasan bahan sebagai rujukan kiranya ini dapat membantu kita khususnya calon-calon anggota baru untuk menjadi semangat dalam menciptakan sejarah baru yang lebih mengarahkan peran serta kita dalam pencapaian tujuan dan visi organisasi sebagai mana telah dicetuskan oleh pendahulu-pendahulu kita.Syalom.

1 komentar: