Setiap manusia dalam proses berinteraksi dengan lingkungannya suatu ketika tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan-persoalan pribadi dan hubungan antar pribadi dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikannya sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Tujuan berdiskusi diantaranya :
Untuk menyelami masalah secara lebih baik, hubungannya dengan orang-orang yang terlibat maupun pribasdi.
Untuk dapat merencanakan tindakan penyelesaian persoalan yang dihadapi.
Untuk dapat bertindak bersama-sama sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
Didalam mengelola diskusi kelompok ada dua prinsip dasar yang harus dipahami oleh pemimpin kelompok yaitu berpikir dan bersama. Berpikir yang dimaksudkan yaitu dalam proses perumusan dan penyelesaian masalah penelaahan dilakukan dengan sungguh-sungguh, menggunakan akal budi dan mengajukan pertanyaan mengenai persoalan itu. Singkat kata : berpikir dalam diskusi kelompok yaitu berpikir secara Realisme. Realisme berarti se-relevan mungkin se-kontekstual mungkin dengan keadaan sebenarnya yang dialami peserta diskusi dengan se-ekspresif mungkin. Tanpa pola pikir yang realis, maka diskusi akan menjadi sempit, tanpa perspektif (kabur). Yang mendorong orang untuk bergabung dalam berpikir adalah usaha untuk mengetahui realistis tidaknya pemikirannya sendiri apabila dikaji dan dibandingkan dengan sesamanya. Hal inilah yang melandasi kata bersama didalam diskusi. Kesimpulan-kesimpulan yang diambil tidak bersifat pribadi tetapi lebih kepada rumusan bersama yang telah di-dialog-kan dengan peserta diskusi. Dan dengan bertemunya pandangan-pandangan ini akan menciptakan pandangan baru yang lebih riil, karena lebih luas dasarnya.
Didalam teknis men-dialog-kan persoalan yang ada, ada satu sikap mendasar yang perlu yaitu “penghargaan” atas diri dan rekan, atas opini dan kesimpulan. Sikap saling menghargai inilah yang harus ditanamkan oleh pimpinan kelompok.
Teknik Memimpin Diskusi.
1. Bentuk Lingkaran atau Bentuk U.
Teknik ini digunakan untuk menciptakan kondisi informal, kesan rileks, dan peserta saling berhadapan muka. Dengan suasana informil peserta tidak merasa terikat dan kaku sehingga diharapkan dapat terjalin komunikasi yang semaksimal mungkin.
2. Bentuk Kelas
Metode ini dipergunakan ketika peserta diskusi kurang aktif dan terkesan menghindar ketika ditanya pendapatnnya. Pada saat ini pemimpin kelompok harus jeli dan menciptakan kesan formal yang mengkondisikan setiap peserta harus mengemukakan pendapatnya. Pada metode kelas ini peserta tidak saling berhadapan; dan peran pimpinan kelompok sangat vital dan cenderung mendominasi terutama dalam menarik kesimpulan dan mengarahkan opini utama sebagai penyelesaian pokok permasalahan.
Tahap-tahap penyelesaian masalah dalam diskusi kelompok :
Dikemukakan Persoalan (oleh PIKO)
Persoalan diselami, dijelaskan dan disetujui oleh kelompok
Pemecahan persoalan dikemukakan
Pemecahan utama akan tampak dari rangkaian dialog
Penyesuaian paham atau mufakat tercapai.
Tips dalam merumuskan persoalan :
Rumusan persoalan yang dikemukakan oleh pimpinan kelompok hendaknya dapat mendorong kebebasan berpikir peserta.
Rumusan persoalan hendaknya dapat menimbulkan pertukaran pikiran dan memancing terjadinya pertukaran pendapat.
Rumusan persoalan sebaiknya singkat, jelas dan mudah dimengerti.
Hal-hal pokok tugas pimpinan kelompok :
Tidak berat sebelah
Mengatur Lalulintas Pembicaraan
Mengerti Pendapat yang dikemukakan
Membangkitkan keberanian berbicara
Teknik-teknik alternatif didalam pengelolaan kelompok kecil :
Metode Perwakilan
Metode Sandiwara
Metode Penemuan Masalah
Memahami Kondisi Psikologis dari Peserta
Paham akan kondisi psikologis peserta adalah hal utama disaat dilakukan evaluasi perkembangan dan keterlibatan peserta didalam kelompok. Memahami kondisi psikologis peserta berarti paham akan dunia tiap peserta, paham akan kekhususan dan keunikan peserta. Paham akan hal ini berarti kita akan memahami perbedaan pola pikir, gaya bicara dan sikap setiap peserta. Ada beberapa metode alternatif yang dapat dilakukan. Umumnya pimpinan kelompok melakukan dialog bergilir dan membongkar latar belakang peserta. Alternatif lain yaitu melakukan pendekatan secara pasif. Hal ini membutuhkan ke-sensitifanseorang pimpinan kelompok. Tahapannya :
Memahami Sifat Aku Sejati Peserta
Sifat aku sejati adalah kepribadian dasar yang terpendam dalam diri manusia. Sifat Sejati ini dipengaruhi perkembangannya terutama oleh lingkungannya dan prinsip-prinsip mendasar yang tertanam. Sering sekali sifat ini tidak akan muncul ketika terjadi perdebatan seputar perumusan masalah yang kontradiktif dengan sifat bentukan. Pemimpin kelompok dapat memperhatikan hal ini ketika terjadi dialog, dengan segala cara seseorang akan mempertahankan satu opini dengan penjelasana yang tidak lagi realis. Dia berusaha mempertahankan Status Quo Sifat Bentukannya dan akan berontak; tetapi ketika terjadi tahap pemecahan utama, maka didalam penyesuaian paham akan muncul sifat yang berbeda sebagai bentuk apresiasi terhadap pemecahan masalah. Kecenderungan yang terjadi, seorang pimpinan kelompok dan peserta menanggapi perubahan ini sebagai inkonsistensi personal, tetapi sebenarnya ini adalah sebuah pernyataan sikap ‘inilah aku’ yang sebenarnya.
Pembenaran Aku Bentukan
Hal ini dapat dilihat dalam proses dialog yang terjadi, peserta cenderung menjadi agresor dan penentang terhadap ide dan saran peserta lainnya; dan ada juga yang menunjukkan sikap diam dan menjauh dari inti masalah. Tetapi ini sebenarnya merupakan langkah awal dari pembebasan Aku Sejati didalam diri peserta.
3. Peranan Diskusi Kelompok : Pembebasan Aku Sejati
Proses pembebasan sikap dasar setiap peserta diskusi akan berlangsung secara otomatis saat terjadi persinggungan ide dan saran, bahkan lebih jauh saat terjadi persinggungan sikap antar peserta. Hal ini dimulai ketika proses pengolahan pemecahan masalah berlangsung dan akan terjadi klimaks dimana saat ini peranan pimpinan kelompok sangat menentukan didalam menarik kesimpulan.
Penyesuaian Pemahaman : Koreksi Aku Sejati
Hal ini akan tampak dari apresiasi peserta terhadap pemecahan masalah. Dalam tahap ini akan kontras perbedaan sikap dan kemampuan peserta dalam menerima dan melaksanakan hasil diskusi.
Hasil Diskusi
Output Diskusi Kelompok:
1. Pemecahan Persoalan
2. Evaluasi Perkembangan Pribadi
Dengan memahami perkembangan dan kondisi psikologis peserta maka dapat dilakukan evaluasi yang meliputi : pengehargaan diri, pengertian, keberanian berbicara, keyakinan diri dan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain.
Minggu, 07 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
nice, thanks :D
BalasHapus